Archive for September 2011

Driver Taxi Itu Trainerku


posted by ,

No comments



 By jamilazzaini ⋅ May 31, 2011 ⋅ Post a comment

Senin kemarin saya sengaja “mengistirahatkan” driver yang selama ini setia menemani saya. Setelah jadwal training yang begitu padat saya khawatir ia jatuh sakit. Untuk memulihkan stamina, ia saya bebaskan mengantar saya. Hari itu, saya menggunakan jasa taxi, Blue Bird.

Begitu saya naik taxi sang driver menyapa dengan kata-kata yang lembut dan bahasa tubuh yang mengesankan. Semakin saya ajak ngobrol, saya semakin “jatuh cinta” dengan driver itu. Dalam hati saya bergumam, “Pasti ada sesuatu di dalam diri driver ini sehingga pribadinya begitu mempesona.  Saya ingin banyak belajar dengan driver ini.”

Agar punya kesempatan yang lebih luas untuk ngobrol, driver ini saya ajak makan siang di salah satu restoran kesukaan saya di Bogor. Awalnya dia menolak, tetapi setelah saya “paksa” akhirnya ia bersedia menemani saya. Ketika saya tanya mau pesan apa, dia menjawab, “Terserah bapak.” Driver itu saya pesankan menu sama persis dengan pesanan saya: Sate kambing tanpa lemak dan sop kambing, masing-masing satu mangkok.

Sebelum makan saya bertanya, “Tinggal dimana?” Dia menjawab, “Balaraja Tangerang.” “Berapa jam perjalanan ke pool?” sambung saya. Diapun menjawab, “Empat jam.” Saya terkejut, “Hah! Empat jam? Pergi pulang delapan jam. Kenapa gak nginep saja di pool?” Dia segera menjawab, “Saya harus menjaga ibu saya.”

“Menjaga ibu?” batinku. Bagaimana mungkin menjaga ibu, sampai rumah jam 23.30 berangkat kerja jam 03.30 dini hari? Untuk mengurangi rasa penasaran, kemudian saya bertanya lagi, “Bukannya sampai rumah ibu sudah tidur, berangkat ibu belum bangun?”

Dengan agak terbata dia menjawab, “Setiap saya berangkat ibu sudah bangun. Saya hanya ingin mencium tangan ibu setiap pagi sebelum berangkat kerja, sambil berdoa semoga saya bisa membahagiakan ibu.”  Jawaban itu menusuk sanubariku, hanya sekedar mencium tangan ibu dan mendoakannya ia rela menempuh perjalanan delapan jam setiap hari. Sayapun ke belakang sejenak menghapus air mata yang mengalir di pipi.

Kemudian saya bertanya lagi, “Apa yang kamu lakukan untuk membahagiakan ibu?” Dengan lembut ia menjawab, “Saya sudah daftarkan umroh di kantor.”

“Maksudnya?” seru saya. Ia menjawab, “Kalau saya berprestasi dan tidak pernah mangkir kerja, saya berpeluang mendapat hadiah umroh dari kantor.  Bila saya menang, hadiah umroh itu akan saya berikan kepada ibu tercinta.”

Mendengar jawaban itu saya menarik napas panjang. Dengan nada agak bergetar ia melanjutkan, “Setiap hari saya pulang agar bisa mencium tangan ibu dan mendoakannya agar ia bisa pergi umroh. Saya benar-benar ingin membahagiakan ibu saya.” Mendengar jawaban itu, haru dan malu bercampur menjadi satu. Air matapun mengalir deras di pipiku. Malu karena pengorbananku untuk ibuku kalah jauh dengan driver taxi ini.

Bila selama ini saya yang membuat peserta training berkaca-kaca. Hari ini Asep Setiawan, driver taxi itu, yang membuatku menangis tersedu. Dia telah menjadi trainer dalam kehidupanku. Ya, Asep Setiawan telah menjadi trainerku… bukan melalui kata-katanya tetapi melalui tindakannya.

Salam SuksesMulia!

INVESTASI ATAU GENGSI


posted by ,

No comments


By jamilazzaini ⋅ September 6, 2011 ⋅ Post a comment

Lebaran kemarin saya bertemu dengan sahabat lama saya Basori. Pada tahun 90-an dia menjadi buruh panggul di gudang-gudang yang ada di Bandar Lampung. Bayaran yang diterimanya antara Rp 15ribu sampai Rp25 ribu per hari. Namun sering juga ia tidak memperoleh bayaran karena tidak ada barang yang harus dipanggul.

Saat orang tuanya meninggal ia mendapat warisan sawah dan kebun. Ia olah sawah dan kebun itu dengan sungguh-sungguh, dan hanya sekali-kali menjadi buruh sekadar untuk mendapat uang tunai. Suatu saat hasil kebunnya lumayan, saat itulah ia dihadapkan pada pilihan: membeli sepeda motor yang ketika itu sedang trendi atau membeli sapi yang bisa beranak pinak.

Saudara dan teman-temannya di kampung itu berkata, “Gengsi (malu) lagi gak punya motor…” Tetapi Basori “melawan arus” pendapat di kampungnya, ia membeli sapi bukan sepeda motor. Untuk keperluan transportasi dia menggunakan sepeda tuanya.

Hasilnya, sapinya terus berkembang biak. Dari hasil ternak sapi inilah akhirnya Basori bisa membeli tiga sepeda motor buat dirinya dan keluarganya. Sementara teman-temannya yang dulu memilih membeli sepeda motor, sekarang harus menjualnya untuk menutupi berbagai kebutuhan hidupnya.

Kita belajar satu hal dari Basori, saat memiliki uang berlebih gunakanlah untuk sesuatu yang bisa menghasilkan atau berkembang biak bukan untuk sesuatu yang menambah pengeluaran. Bila kita membelanjakan sesuatu demi gengsi dalam jangka panjang kita yang rugi. Sebaliknya, bila kita gunakan untuk investasi maka gengsi akan mendatangi kita di kemudian hari.

Pilihan antara investasi dan gengsi bukan hanya terjadi di kampung Basori. Akan tetapi itu terjadi juga disekitar kehidupan kita. Betapa banyak orang yang rela menggunakan dana pinjaman hanya sekadar untuk memperbaiki penampilan demi gengsi. Namun, banyak juga yang hidupnya tetap sederhana dan menggunakan dananya untuk memperbesar atau memperbanyak investasinya.

Yang pasti, gengsi menjadikan banyak orang hidupnya merana sedangkan investasi menjadikan kehidupan kita semakin lama semakin bergengsi. So, mari kita berinvestasi dan kuburlah gengsi!

Salam SuksesMulia!

Ketagihan


posted by ,

No comments


By jamilazzaini September 7, 2011 Post a comment

1. Kepuasan dari satu tugas yang berhasil diselesaikan adalah kekuatan untuk melakukan yang lain (George Eliot)
Penjelasan: Anda sering malas? Anda sering tak bergairah? Bila jawabannya YA, salah satu penyebabnya adalah karena Anda jarang menuntaskan tugas yang diamanahkan kepada Anda.
Seseorang yang berhasil melakukan tugas dengan baik biasanya ketagihan untuk melakukan tugas yang lain. Anak-anak muda sahabat Motty (dari akun twitter @MotivaTweet) setelah berhasil melakukan acara Buka Bareng Sahabat Motty (BBSM) di berbagai Propinsi, ketagihan melakukan tugas-tugas yang baru. Sayapun yang mengikuti acaranya di Jakarta ikut senang dan ketagihan dengan kegiatannya.
Sahabat saya Saptuari (twitter: @Saptuari) setelah berhasil mengembangkan bisnis Kedai Digital, sekarang memulai bisnis baru JOGIST Kaos Gila. Orang ini hobi segera menyelesaikan tugas yang ada di depan matanya. Bukan hanya itu, ia juga selalu happy mengerjakan tugasnya.
Buktinya? Saya bertamu ke rumah mas Saptuari di Yogyakarta malam hari, esok harinya saya dan istri sudah mendapat kaos dengan kata-kata yang saya harapkan. Padahal saat itu sedang libur lebaran. Anda akan dapat banyak inspirasi saat jumpa dengannya. Lihat profilnya di www.Saptuari.com, orang ini selalu ketagihan melakukan tugas-tugas baru.
Melihat fakta ini saya teringat perkataan guru bisnis saya, “Bila kamu bertemu dengan orang yang berkata, aku jenuh dengan pekerjaanku… Bisa diduga pasti orang itu jarang menyelesaikan tugasnya dengan sangat baik.”
Jadi, sering-seringlah menyelesaikan tugas dengan baik agar Anda ketagihan melakukan tugas yang baru. Selain itu, Penyakit malas dan kurang bergairah akan menjauh saat Anda banyak menyelesaikan banyak tugas.

2. Kerja adalah wujud nyata cinta. Bila kita tidak dapat bekerja dengan kecintaan, tapi hanya dengan kebencian, lebih baik tinggalkan pekerjaan itu. (Kahlil Gibran)
Penjelasan: Hayo siapa yang merasakan hal ini? Bila itu Anda, segera pindah bagian atau pindah perusahaan. Jangan terlalu lama bersahabat dengan kebencian. Kalau Anda takut meninggalkan pekerjaan yang Anda kerjakan dengan kebencian, bersiaplah Anda dibenci atasan, bawahan, dan mitra kerja. Bukan hanya itu, Andapun harus bersiap dibenci pasangan hidup, anak, keluarga dan diri Anda sendiri.Salam
SuksesMulia!

NILAI HIDUP


posted by ,

No comments

by jamilazzaini ⋅ September 26, 2011 ⋅ Post a comment

Sabtu, 24 September 2011, saya mengisi seminar untuk karyawan Permata Bank di Balikpapan, Kalimantan Timur. Sebelum saya tampil pak Antonius Tan, pimpinan Permata Bank dari kantor pusat Jakarta, memberikan pengarahan yang isinya sangat menarik. Salah satunya tentang nilai. Saya akan coba membaginya kepada Anda melalui tulisan hari ini, dengan versi saya tentunya.

Anda tahu kue tart? Saat ulang tahun biasanya kue tart diberi hiasan yang indah. Harga jualnya mencapai jutaan rupiah. Namun, bagaimana bila kue yang enak dan indah itu tiba-tiba jatuh ke tanah berpasir, masihkah punya harga? Tentu tidak.

Sekarang Anda keluarkan uang seratus ribu rupiah. Jatuhkan ke tanah berpasir, injak uang itu, kotori dengan pasir. Sekarang ambil kembali uang itu. Apakah uang itu masih bernilai seratus ribu rupiah? Jawabnya: masih.

Begitulah tamsil antara orang yang hidup dengan nilai dan tidak. Kue tart ibarat orang yang hidup tanpa nilai. Saat ia jatuh ia tak punya nilai sama sekali. Uang ibarat orang yang punya nilai, walau jatuh bahkan diinjak-injak ia masih punya nilai.

Coba simak perjalanan hidup Steve Jobs, pendiri dan perintis perusahaan Apple. Ia yang membesarkan dan menjadikan Apple perusahaan kelas dunia. Namun di tengah perjalanan, saat ia berbeda pendapat dengan manajemen, justru ia yang dipecat. Bayangkan, dia yang mendirikan perusahaan tetapi ia dipecat.

Tetapi apakah itu membuatnya tak bernilai? Lelaki ini masih sangat bernilai. Ia bahkan pernah merasa bersyukur karena pemecatan itu. Katanya, ia jadi punya banyak waktu untuk mengembangkan keahliannya. Selanjutnya tentu Anda sudah tahu apa yang terjadi, ia mengambil alih kembali kendali Apple dan menjadikan Apple seperti yang Anda kenal sekarang ini.

So, miliki dan pegang teguh nilai-nilai dalam hidup. Tetaplah mendekat kepada-Nya sesibuk apapun. Tetaplah jujur walau orang di sekitar Anda curang. Jadilah orang yang menjalankan apa yang dikatakan. Tepatilah janji walau mungkin Anda dikhianati. Banyaklah memberi dibandingkan menuntut. Jadilah orang yang punya integritas. Hiduplah sesuai kemampuan Anda, tak perlu memaksakan penampilan yang melebihi kemampuan Anda. Tak perlu berhutang ke sana kemari hanya sekadar untuk memoles penampilan.

Kita bukanlah kue tart yang enak dimakan, sedap dipandang, dipenuhi hiasan indah, ditepuki banyak orang namun saat terjatuh kita tak punya nilai apapun. Kita adalah manusia yang seharusnya punya nilai yang dipegang, diperjuangkan dan disebarluaskan…

Salam SuksesMulia